Tentang YSN

SURYA NUSWANTARA

          Surya Nuswantara, mulai memancarkan sinarnya menyinari bumi Pertiwi. Mengalir tenang seperti air. Berhembus sejuk seperti semilir angin. Surya Nuswantara telah menjelma menjadi gerakan moral, yang mengemban amanah para leluhur bangsa mengiringi amanah tanah air, bumi pertiwi menuju ke arah tatanan perubahan yang lebih baik.

          Panji-Panji Hitam Dari Timur mulai menancapkan tiang-tiang semangat perubahan diseluruh penjuru negeri dan berkibar dilangit biru bersanding dengan sang saka Merah Putih. Disisi lain para bocah-bocah angon (anak pengembala) terus berdatangan dan merapatkan barisan dengan penuh semangat mengeluarkan jiwa Satria Piningit Dalam dada membentuk barisan laskar militan “Tikus-Tikus Pithi Anoto Baris”, menyebarkan virus gerakan moral perubahan bangsa INDONESIA sesuai dengan PANCASILA Dan UUD45.

          Pancasila bukan hanya berfungsi menjadi “kompas” bagaimana warga Negara berprilaku. Namun juga bagaimana menyelenggarakan pemerintahan agar segenap rakyat Indonesia sejahtera. Usai reformasi Pancasila menjadi pembicaraan yang langka. Ia terlupakan. Ketika moralitas Bangsa mengalami penurunan, lalu, anak-anak muda kian menjadi “western”(kebarat baratan) dan radikalisme Islam dalam wujud teroris beraksi di Indonesia, barulah semua orang tersadar Indonesia sedang di bibir jurang kehancuran. Semua sibuk mencari “penyembuh”, Pancasila kembali digali keberadaannya, untuk menumbuhkan keasadaran kolektif Bangsa mengenai falsafah dan pedoman hidup Bangsa.
“Pancasila merupakan payung yang sengaja diciptakan oleh para pendiri Bangsa ini sebagai pelindung pembangunan Bangsa. Tidak ada yang salah dengan Pancasila, yang salah adalah penerapannya. Problema Bangsa ini hanya akan selesai dengan jalan kultural, pembatinan dengan menghargai sikap-sikap menghargai perbedaan,”
“bersama rakyat, dan bersatu dengan jiwa rakyat dalam penumbuhan jiwa Pancasilais, Sosialis, Nasionalis dan Agamis, serta korelasi amanah kemakmuran untuk Nuswantara tanpa tercampuri golongan apapun. Menang tanpa bala, ngluruk tanpa ngasorake, sekti tanpa aji-aji..”
Dengan menumbuhkembangkan Jiwa Pancasilais, Sosialis, Nasionalis dan Agamis ditengah masyarakat akan terbentuk masyarakat yang bermoral, penuh dengan kepedulian, dan Bangsa ini akan kembali bermartabat. sehingga keseimbangan hidup akan terwujud dan cita cita para leluhur Bangsa ini yang telah mengorbankan darah serta cucuran air mata tak akan terbuang begitu saja tanpa arti dengan segenap jiwa dan raga berkarya untuk Bangsa dan Berkreasi untuk Negeri tercinta sebagai wujud dharma bakti kita pada ibu pertiwi.